Komputer dalam Al Qur’an
Oleh: Hafzan Elhadi, M.Kom
Banyak yang mengira bahwa kemajuan teknologi tidak seiring dengan
perkembangan Islam, Islam dinilai sebagai agama yang klasik dan ketinggalan
zaman, mereka beranggapan Al Qur’an tidak lagi sesuai untuk diaplikasikan dalam
kehidupan yang serba cangging dan moderen, sementara hukum Islam masih mengatur
tata cara beribadah dengan prosesi yang dinamis tanpa perkembangan.
Begitu juga dengan umat Muslim sendiri, mereka mengira perkembangan
teknologi hanyalah efek dari berkembangnya budaya barat, mereka bahkan cendrung
kagum dengan kehebatan dunia barat yang berhasil merubah peradaban manusia,
alat-alat teknologi canggih saat ini sudah berada dalam genggaman, teknologi
informasi dan komunikasi seakan sudah menjadi kebutuhan pokok yang mungkin
tidak terbayangkan oleh manusia tahun 90-an.
Atau bahkan tidak sedikit dari umat Muslim yang menutup mata akan
hal ini, membiarkan mereka menguasai dunia dengan kecanggihan teknologinya.
Mengganggap teknologi hanyalah sebatas godaan duniawi sesaat yang tidak akan
dibawa mati.
Sejenak mari kita renungi, Islam merupakan agama yang sempurna,
mengatur semua lini kehidupan manusia, tidak ada yang terlewatkan sedikitpun
dari aturan Islam, bahkan urusan paling remeh sekalipun seperti masalah buang
hajat dibahas tuntas sampai ke akar-akarnya, apalagi masalah teknologi yang serba
kompleks dan mengisi 80 persen peradaban manusia saat ini, apa iya teknologi
informasi dan komunikasi atau yang lebih spesifik lagi berupa teknologi
komputer tidak ada dalam Al qur’an….?????
Mari kita bahas satu persatu, siapakah saat ini yang menjadi
pengguna komputer? Dokter? Manajer Perusahaan? Guru? Pelajar? Pilot? Buruh
Pabrik?
Atau coba sebutkan profesi apa sih yang saat ini tidak butuh
komputer?
Ternyata, rata-rata profesi penduduk bumi saat ini membutuhkan komputer,
baik yang berbentuk PC, Laptop atau yang biasa dibawa-bawa semacam Smartphone.
Coba kita tanyakan kepada Insan Rumah sakit, kenapa mereka pakai
komputer? Tanyakan juga pertanyaan ini kepada kasir supermarket, manusia
perkantoran, tenaga pengajar, civitas akademika, dan semua profesi yang terlalu
banyak untuk disebutkan satu persatu, Kenapa mereka memakai Komputer?????
Satu jawaban sederhana dan mendasar, rata-rata mereka kan menjawab,
“Untuk Memudahkan Pekerjaan”.
Perhatikanlah jawaban ini, “Untuk Memudahkan Pekerjaan”. Ya,
jawaban yang singkat namun inilah tujuan utama kehadirannya.
Coba kita cari kata “Mudah” di dalam Al Qu’an.
Mudah dalam bahasa arab adalah يسر
Bukankah kita sering membaca doa seperti doa nabi Musa Alaihissalam
dalam surat Toha ini:
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي﴿٢٥﴾ وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي﴿٢٦﴾ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي﴿٢٧﴾ يَفْقَهُوا قَوْلِي ﴿٢٨﴾
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan
mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya
mereka mengerti perkataanku.
Bukankan kita
sering membaca ayat dalam surat Al Insyiroh yang berbunyi:
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
|
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Dan banyak sekali ayat-ayat yang
memuat kata “mudah” di dalam Al-Qur’an, jika kita hitung satu persatu, sebanyak
46 Kali Allah menyebutkan kata-kata ini di dalam Al Qur’an dengan berbagai
shighoh atau berbagai bentuk baik berupa kata benda “Mudah” atau berupa kata
kerja “Memudahkan, dimudahkan, mudahkanlah” dan berbagai bentuk lainnya.
Lantas, Apakah setelah Allah memudahkan
kita dalam setiap urusan dalam kehidupan dunia ini, mereka dengan lancang
mengatakan Al Qur’an sebagai kitab yang ketinggalan Zaman? Akankah mereka kufur
setelah nikmat kemudahan ini mereka rasakan?
Adalah sebuah sejarah yang
disamarkan oleh dunia barat, seakan-akan merekalah pencipta teknologi komputer
ini, lupakah mereka ketika belajar komputer mereka terlebih dahulu harus
mempelajari Metode Algorithma, perhitungan Al Jabar Linear, dan berbagai metode
dasar lainnya, siapakah tokoh penting dibalik keilmuan ini?
Dialah seorang
ahli matematika dari uzbekistan yang bernama Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa
al-Khwarizmi. Di literatur barat, beliau lebih terkenal dengan sebutan
Algorism. Panggilan inilah yang kemudian dipakai untuk menyebut konsep
algoritma yang ditemukannya. Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi
(770-840) lahir di Khwarizm (Kheva), kota di selatan sungai Oxus (sekarang
Uzbekistan) tahun 770 masehi. Kedua orangtuanya kemudian pindah ke sebuah
tempat di selatan kota Baghdad (Irak), ketika ia masih kecil. Khwarizm dikenal
sebagai orang yang memperkenalkan konsep algoritma dalam matematika, konsep
yang diambil dari nama belakangnya. Al khwarizmi juga adalah penemu dari
beberapa cabang ilmu matematika yang dikenal sebagai astronom dan geografer.
Ia adalah salah satu ilmuwan matematika terbesar yang pernah hidup,
dan tulisan-tulisannya sangat berpengaruh pada jamannya. Teori aljabar juga
adalah penemuan dan buah pikiran Al khwarizmi. Nama aljabar diambil dari
bukunya yang terkenal dengan judul Al Jabr Wa Al Muqabilah. Ia mengembangkan
tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus dan kotangen serta
konsep diferensiasi. Pengaruhnya dalam perkembangan matematika, astronomi dan
geografi tidak diragukan lagi dalam catatan sejarah. Pendekatan yang dipakainya
menggunakan pendekatan sistematis dan logis.
Khwarizm mengadopsi penggunaan angka nol, dalam ilmu aritmetik dan
sistem desimal. Beberapa bukunya banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin pada
awal abad ke-12, oleh dua orang penerjemah terkemuka yaitu Adelard Bath dan
Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmetikanya, seperti Kitab al-Jam’a
wal-Tafreeq bil Hisab al-Hindi, Algebra, Al-Maqala fi Hisab-al Jabr
wa-al-Muqabilah, hanya dikenal dari translasi berbahasa latin.
Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan
dasar oleh universitas-universitas di Eropa. Buku geografinya berjudul Kitab
Surat-al-Ard yang memuat peta-peta dunia pun telah diterjemahkan kedalam bahasa
Inggris. Buah pikir Khwarizmi di bidang geografi juga sangat mengagumkan. Dia
tidak hanya merevisi pandangan Ptolemeus dalam geografi tapi malah memperbaiki
beberapa bagiannya. Tujuh puluh orang geografer pernah bekerja dibawah
kepemimpinan Al khwarizmi ketika membuat peta dunia pertama di tahun 830. Ia
dikisahkan pernah pula menjalin kerjasama dengan Khalifah Mamun Al-Rashid
ketika menjalankan proyek untuk mengetahui volume dan lingkar bumi.
Dialah seorang Ilmuan Muslim yang berjasa pada pengetahuan dasar
bidang teknologi informasi dan komunikasi, tetapi namanya dengan licik
disamarkan oleh dunia barat dan sayangnya keilmuannya diabaikan begitu saja
oleh kebanyakan kaum muslimin tetapi dikemas seindah mungkin oleh ilmuan barat.
وَمَا يَذَّكَّرُ
إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
"Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal"
Sudah saatnya seorang Muslim mengambil peranan
dalam kemajuan teknologi ini, jangan biarkan kaum kuffar menyetir kita, jangan
biarkan dunia kita dikuasai mereka, ambillah ilmu ini dan arahkanlah untuk
menolong agama Allah dan Kemaslahatan Kaum Muslimin.
ما أجمل الدين و الدنيا إذا اجتمعا
“Betapa
Indahnya jika Agama dan Dunia bisa berkumpul dalam diri seseorang”
Bagus mas, terima kasih pernah berkunjung di blog sederhana saya dengan tema yang sama, salam blogging
BalasHapusTerima kasih, salam blogging juga mas
Hapus