Menurut sebagian orang, Ilmu Dunia itu tidak Penting, yang penting itu Ilmu Agama saja, menurut sebagian lagi malah sebaliknya, Bagaimana kita menanggapi hal tersebut?
Para Ulama Mengatakan:
ما أجمل الدين والدنيا إذا اجتمعا
"Betapa Indahnya Agama dan Dunia, jika keduanya bisa bersatu."
Bukankah jika Urusan dunia kita serahkan saja kepada orang-orang kafir, maka suatu saat mereka akan mengatur agama kita dengan ilmu dunia nya?
Syaikh Muhammad Sholih Al Munajjid, beliau adalah seorang ulama di Saudi Arabia. Beliau memiliki pendidikan sampai di Strata S1, Bachelor Manajemen Industri. Namun lihatlah bagaiman beliau saat ini menjadi ulama yang jadi rujukan. Berikut sedikit kisah tentang beliau.
Syaikh Al Munajjid kelahiran 30 Dzulhijjah 1380 Hijriyah, umur beliau sekitar 54 tahun saat ini. Beliau menyelesaikan pendidikan dari sekolah dasar hingga menengah atas di kota Riyadh, KSA. Kemudian beliau pindah ke Zhohron untuk menyelesaikan studi di bangku kuliah (Universitas).
Beliau telah belajar dari banyak ulama, di antaranya: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Al Jibrin, dan banyak mengkaji dengan membaca pada Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir Al Barrok, juga beliau membetulkan qiroah Quran pada Syaikh Sa’id Ali ‘Abdullah. Ulama lain yang beliau ambil faedah adalah Syaikh Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, Syaikh ‘Abdullah bin Muhammad Al Ghunaiman, Syaikh ‘Abdul Muhsin Az Zamil, dan Syaikh Abdurrahman bin Sholih Al Mahmud. Namun ulama yang banyak beliau ambil faedah adalah Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam. Beliau punya hubungan yang erat dengan Syaikh Ibnu Baz hingga 15 tahun lamanya. Syaikh Ibnu Baz-lah yang mendorong Syaikh Al Munajjid untuk mengajar ilmu syar’i, hingga ia berada di Markaz Dakwah dan Pembimbingan di kota Dammam (sebelah timur Saudi Arabia). Karena sebab Syaikh Ibnu Baz-lah, beliau menjadi imam, khotib dan pengisi kajian Islam. Beliau saat ini menjadi imam dan khotib di Masjid Jaami’ ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz di daerah Khobar (dekat dengan kota Dammam).
Beliau punya berbagai kajian ilmiah seperti kajian tafsir Ibnu Katsir, Syarh Shahih Al Bukhari, Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Syarh Sunan Tirmidzi, Syarh Kitab Tauhid Syaikh Muhammad At Tamimi, Syarh Umdatul Ahkam, dan Syarh Kitab Manhajus Salikin.
Beliau pun menulis berbagai buku seperti Kuunu ‘alal Khoir A’waanan, Arba’un Nashihah lii Ishlaahil Buyuut,Sababan lil Khusyu’, Al Asaalib An Nabawiyah fii ‘Ilaajil Akhtho’, Sab’una Mas-alah fish Shiyam, dan masih banyak yang lainnya.
Sampai saat ini beliau aktif menulis di internet yaitu sejak tahun 1996 di website Tanya Jawab Islam, Al Islam Sual wal Jawab (www.islamqa.com). Web ini tidak hanya berbahasa Arab, namun menyediakan layanan bahasa lainnya seperti Inggris, Urdhu dan bahasa kita (bahasa Indonesia). Beliau juga membina website www.islam.wsdan memiliki website pribadi, www.almunajjid.com.
Beliau-lah yang sangat penulis jadikan rujukan ketika menyusun tulisan untuk website Rumaysho.com karena begitu mudah penyampaian dan beliau pun selalu menyarikan rujukan ilmiah disertai dengan fatwa ulama belakangan dan saat ini.
Ilmuan selanjutnya adalah seorang dokter yang sudah masyhur sebagai ulama besar di Iskandariyah dan Mesir, yaitu Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Ismail bin Musthafa Al-Muqaddam. Nama kunyah beliau adalah Abul Faraj. Beliau lahir di Iskandariyah pada bulan Dzulqa’dah tahun 1371 H (bertepatan dengan 26 Juli 1952).
Beliau dahulu mempelajari ilmu kedokteran di Universitas Iskandariyah di tahun 70-an. Di kampus itulah beliau pertama kali bertemu dengan Syaikh Ahmad Farid. Syaikh Al-Muqaddam bersama dengan Syaikh Ahmad Farid menulis risalah sederhana tentang Islam dan disebarkan pada mahasiswa di kampus tersebut. Sejak kuliah berarti beliau sudah semangat untuk berdakwah.
Pendidikan yang pernah beliau tempuh adalah Sarjana (S-1) Kedokteran di Universitas Iskandariyah, Diploma Ilmu Kesehatan Mental (Psikiatris) di Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan di Universitas Iskandariyah dan Pasca Sarjana di Ilmu Penyakit Neurologis dan Psikiatris. Walau punya background kuliah umum, beliau juga mengambil ijazah pada Kuliah Syari’ah di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.
Di antara guru beliau dalam ilmu Al-Qur’an yaitu Syaikh Muhammad ‘Abdul Hamid ‘Abdullah, Syaikh Farid An-Nu’man, Syaikh Usamah ‘Abdul Wahhab. Beliau juga mendapatkan ijazah ilmu dari Syaikh Al-Muhaddits Abu Muhammad Badi’uddin Syah Ar-Rasyidi As-Sanadi Al-Muhammadi, Syaikh Muhammad Al-Hasan Ad-Dadu Asy-Syinqithi, Syaikh ‘Abdullah bin Shalih bin Muhammad Al-‘Ubaid. Ada juga guru-guru beliau dari ulama Anshar As-Sunnah Al-Muhammadiyah yaitu Syaikh Muhammad Sahnun, Syaikh Syahin Kasyif Abu Ra’s, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Rasyid An-Najdi, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Al-Barmawi, Syaikh Muhammad Fathi Mahmud, Syaikh Muhammad ‘Ali ‘Abdurrahim, Prof. ‘Ukasyah ‘Abduh, Prof. Dr. Muhammad Syauqi, Prof. Al-Bukhari ‘Abduh. Begitu pula ada guru beliau dari ulama Al-Azhar yaitu Syaikh Isma’il Hamdi, Syaikh Mahmud ‘Ied, Syaikh Ahmad Al-Mahlawi, Syaikh Sayid Ash-Shawi, Syaikh Shubhi Al-Khasyab. Di samping itu ada beberapa murabbi beliau yang lain, juga ada ulama-ulama yang beliau pernah hadiri majelisnya.
Adapun karya-karya beliau seperti Tamamul Minnah bi Ar-Rad ‘ala A’dai As-Sunnah, An-Nashihah fi Al-Adzkar wa Al-Ad’iyyah Ash-Shahihah, ‘Uluwwul Himmah, Hurmah Ahli Al-‘Ilmi, Fiqh Asyrah Asy-Sya’ah, Al-Mahdi, Al-Adab Adh-Dhai’, Bid’ah Taqsim Ad-Diin ila Qasyr wa Lubab, Al-Lihyah Limadza, Al-Hijab Limadza, Limadza Nushalli, Hawaituna aw Al-Hawiyah, Al-Haya’ Khalqul Islam, Mukhtashar An-Nashihah fi Al-Adzkar wa Al-Ad’iyyah Ash-Shahihah, Al-Ijhaaz ‘ala At-Tilfaz, Adzkar wa Adab Ash-Shabah wa Al-Masa’, ‘Audatul Hijab, Adzkar Ash-Shalah wa Maa Hawlaha, At-Tadzkirah bi Ad’iyah Al-Hajj wa Al-‘Umrah, Shahihah Tahdzir wa Sharkhah Nadzir, Bayna Yaday Ramadhan, ‘Udu ila Khairil Hadyi, Hawar Ma’a Majlatil Hijrah, Ad’iyyah Al-Qur’an wa As-Sunnah Ash-Shahihah, dan Fiqh Asyrath Asy-Sya’ah.
Ini salah satu contoh ulama besar saat ini yang meraih Doktor dalam bidang kedokteran dan tak ketinggalan juga mempelajari ilmu syari’ah.
Jadi mungkin saja kita belajar ilmu agama dan meraih ilmu dunia pula. Hanya Allah yang memberi taufik.
Dan masih banyak Ilmuan lain yang bisa menjadi teladan bagi umat Islam
Referensi:
0 komentar:
Posting Komentar