Urgensi Tauhid
OLEH: Ust. Andi Muhammad Syahrir, Lc
Sesungguhnya perkara tauhid memiliki urgensi
atau kepentingan yang harus diketahui oleh setiap individu yang menginginkan
kebahagian dunia dan akhirat bersama istrinya dan terlebih lagi bersama
keluarga besarnya. Beberapa dari urgensi atau kepentingan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Tauhid yang benar akan mengharamkan darah
dan hartanya.
Diriwayatkan
dari Abdullah Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda,
أُمِرْتُ أَنْ
أُقَاتِلَ النَّاسَ
حَتَّى يَشْهَدُوا
أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ
اللَّهِ وَيُقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ فَإِذَا
فَعَلُوا ذَلِكَ
عَصَمُوا مِنِّي
دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا
بِحَقِّ الْإِسْلَامِ
وَحِسَابُهُمْ عَلَى
اللَّهِ.
“Aku diperintahkan untuk memerangi
manusia hingga mereka bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan yang berhak untuk
disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat; jika mereka melakukan hal tersebut maka darah dan harta
mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan hisab mereka ada pada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.”[1]
2. Tauhid yang benar akan membenarkan semua
perbuatan baik karena Allah Subhanahu
wa Ta’ala tidak akan menerima perbuatan orang-orang yang menyekutukan-Nya.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورً.
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka
kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (Al-Furqan:23)
Dalam ayat lainnya Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ.
“Dan orang-orang yang kafir amal-amal
mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar yang disangka air oleh
orang-orang yang merasa kehausan tetapi bila didatanginya air itu, dia tidak
mendapatinya sesuatu apapun. Dan, didapatinya ketetapan Allah di sisinya, lalu
Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah
sangat cepat perhitungan-Nya.” (An-Nur:39)
3. Tauhid yang benar adalah sebab utama
seseorang selamat dari api neraka.
عن عتبان بن مالك الأنصاري قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم:إن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بها وجه الله.
Diriwayatkan
dari ‘Itban bin Malik Al-Anshari Radhiyallahu Anhu bahwasanya Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “sesungguhnya Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah mengharamkan kepada api neraka orang yang berkata, “laa ilaaha
illa Allah” dan ia mengatakannya karena mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa
Ta’ala.”[2]
Diriwayatkan
dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu Anhu bahwasanya ia berkata,
سمعت
رسول الله
صلى الله
عليه و
سلم يقول
من شهد
أن لا
إله إلا
الله وأن
محمدا رسول
الله حرم
الله عليه
النار.
“aku mendengar Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda, “barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tiada Tuhan
yang berhak disembah melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bahwasanya
Muhammad adalah utusan Allah; maka Dia mengharamkan atasnya api neraka.”[3]
Dalam
hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada
Mu’adz Radhiyallahu Anhu,
مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ.
“Tidaklah seseorang yang bersaksi
bahwasanya tiada Tuhan yang berhak untuk disembah melainkan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah secara tulus
dari hatinya; melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengharamkan atasnya api
neraka.”[4]
4. Tauhid yang benar adalah sebab utama
seseorang masuk ke surga Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
عن أبي ذر رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم آتاني آت من ربي فأخبرني أو قال بشرني أنه من مات من أمتي لا يشرك بالله شيئا دخل الجنة. قلت وإن زنى وإن سرق؟ قال وإن زنى وإن سرق.
Diriwayatkan
dari Abu Dzar Radhiyallahu Anhu bahwasanya ia berkata, “telah bersabda
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “baru saja datang kepadaku
utusan dari Tuhanku lalu mengabarkan kepadaku” atau beliau bersabda, “telah
datang mengabarkan kepadaku bahwa barangsiapa yang mati dari ummatku sedang dia
tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia pasti masuk surga,”
aku pun berkata, “sekalipun dia pernah berzina dan mencuri?” beliau menjawab, “ya,
sekalipun dia berzina dan mencuri.”[5]
عن أنس أن النبي صلى الله عليه و سلم قال لمعاذ: اعلم أنه من مات وهو يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله صدقا من قلبه دخل الجنة.
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda kepada Mu’adz Radhiyallahu Ahhu, “ketahuilah!
Bahwasanya barangsiapa yang mati dan ia bersaksi bahwasanya tiada Tuhan yang
berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya secara jujur
dari hatinya, maka ia akan masuk surga.”[6]
5. Tauhid yang benar adalah sebab seseorang
mendapatkan syafa’at Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ, أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu
Anhu bahwasanya ia berkata, “ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam, “Wahai Rasulullah! Siapakah orang yang paling berbahagia
dengan syafa’atmu pada hari kiamat?” beliau menjawab, “Aku telah menduga
wahai Abu Hurairah bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan
masalah ini karena aku melihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits. Orang
yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang
mengucapkan “laa ilaha Illa Allah” dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya.”[7]
Dari
hadits-hadits di atas, kita telah memahami betul bagaimana pentingnya tauhid
ini dalam kehidupan yang sementara ini, dan sungguh ia memiliki hak untuk diprioritaskan
dari hal-hal yang lainnya karena ia adalah sebab utama seseorang masuk surga
dan terjauhnya dari api neraka.
.
0 komentar:
Posting Komentar