"Nasihatilah Aku …!"
Diringkas dari
khutbah Jum'at Ust. Imron Rosyid, Lc.
Masjid Alfajar,
Ciracas-Jakarta Timur
Sungguh kita memuji Allah Dzat yang maha sempurna dari kekurangan dan
kekhilafan, yang mengutus sebaik-baik insan yang paling sempurna dari zaman
kezaman dialah Muhammad ﷺ pemimpin
dunia akhirat yang tak terbandingkan.
Siapalah kita
yang tak luput dari kelemahan, kekurangan dan kesalahan? Bukankah kita tercipta
berdampingan untuk saling mengisi kekurangan? Namun terkadang mata kita
tertutup kebencian hingga buta akan kebaikan atau terbalut cinta hingga buta
akan kesalahan. Imam as-Syafi'I berkata:
وَعَيْنُ الرِّضَا عَنْ كُلِّ عَيْبٍ كَلِيْلَةٌ
** وَلَكِنَّ عَيْنَ السُّخْطِ تُبْدِي المَسَاوِيَا
Artinya:
"Mata yang penuh kerelaan akan
buta terhadapan kekurangan, akan tetapi mata yang penuh kebencian akan menampakkan
keburukan"[1]
Bukanlah
sebuah kekurangan jika kita mengambil pelajaran Jika kebaikan dari segala pujian
yang kembali kepada Ar-Rahman ﷻ, dan
bukan pula sebuah celaan jika kita dapati keburukan kemudian kita kemas seuntai
nasihat untuk itu.
Ini
kehidupan adalah tempat untuk satu sama lain mengisi kekurangan, maka sebuah
kemuliaan saat kita ucapkan "Nasihatilah aku…!", lapangkah hati kita
untuk mengungkap kata "Nasihatilah aku.."?
Masihkah
ada didalam kita setitik kesombongan untuk selalu meminta nasihat kepada orang
lain? bukankah nasihat adalah bagian dari agama dan merupakan kewajiban yang
diemban oleh seorang muslim? Ketahuilah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
الدين
النصيحة""
Artinya:
Agama adalah Nasihat.
(riwayat Muslim no.55 Kitab al-Iman)[2]
Rasulullah
ﷺ juga
menjelaskan bahwa diantara hak seorang muslim adalah nasihat, sebagaimana yang
beliau ﷺ sebutkan:
وإذا استنصحك
فانصح له""
Artinya:
Jika dia
(saudaramu) meminta nasihat, maka nasihatilah dia. (riwayat Muslim no.2162 Kitab as-salam)[3]
Kenapa tidak? Karena nasihat adalah hak dan kewajiban
sesama muslim dalam menutup celah-celah kekurangan guna menuju hari yang lebih
baik.
Namun hendaklah kita memperhatikan adab atau tata krama didalam
menasihati seseorang, diantara adab-adabnya adalah sebagai berikut:
Dimulai dari
kerabat dekat.
Hendaklah nasihat itu ditujukan lebih dahulu kepada
kerabat yang terdekat, karena kita lebih mengenalnya dan dia mengenal kita.
Sehingga dengannya kita lebih mudah bagaimana melakukan pendekatan dalam rangka
menasihatinya.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا ...
Artinya:
Wahai orang-orang
yang beriman lindungan dirimu dan keluargamu dari api neraka, (at-Tahrim:6)
makna ayat ini
adalah hendaknya kita memulai nasihat, dakwah amar ma'ru nahi mungkar itu dari
kerabat dekat kita dahulu[4].
Ikhlas dan
ketulusan hati.
Haruslah nasihat itu keluar dari hati yang ikhlas, hati
yang tulus dan jujur dalam menasihati. Karena sesungguhnya kata "Nasihat"
berasal dari bahasa arab نَصَحَ yang artinya adalah keikhlasan, ketulusan dan
kejujuran[5].
Ketahuilah bahwa nasihat yang keluar dari hati akan sampai kehati pula.
Kecintaan dan belas kasih.
Nasihat hendaklah didasari
kecintaan dan belas kasih, karena itu merupakan kesempurnaan iman seseorang.
Rasulullah ﷺbersabda:
لَا يُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya:
Tidaklah sempurna iman kalian sampai kalian mencintai saudaranya
sebagaimana kalian mencintai diri kalian sendiri. (riwayat al-Bukhariy no. 13 dan Muslim no.45)
Lemah lebut.
Hendaklah nasihat itu disampaikan
dengan tutur kata yang lemah lembut, karena hati itu lembut dan tidak menyukai
kekasaran. Mari kita lihat sejarah manusia pembangkan yang kafir yaitu Fir'aun,
dia telah menentang agama dan nabi Allah ﷻ namun
perhatikan bagaimana nabi Musa dan Harun diperintahkan dalam menasihatinya,
Allah berfirma:
اذْهَبَا إِلَى
فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43) فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ
يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (44)
Artinya:
Pergilah kalian
berdua ( Musa dan Harun) kepada fir'aun sungguh dia telah melampaui batas. Dan
katakanlah kepadanya perkataan yang lembut, semoga saja dia sadar dan takut. (Thaha:43-44)
Menyesuaikan
posisi nasihat (لِكُلِّ مَقَامٍ
مَقَالٌ).
Hendaklah kita melihat siapa yang kita nasihati, jikalau
dia lebih tua atau diatas kita maka sesuaikan kedudukannya. Jangan kita samakan
mereka seperti anak kecil, karena setiap posisi itu ada bahasanya
yang harus disesuaikan. Inilah yang dinamakan hikmah yaitu menempatkan sesuatu
pada tempatnya.
Kesombongan adalah sebab utama terhalangnya nasihat
Namun
haruslah kita sadari bahwa tidak semua hati itu bisa menerima nasihat, ada
hal-hal yang dapat menghalangi seseorang untuk menerima untaian nasihat. Sebab
utama terhalangnya nasihat adalah kesombongan, dan inilah maksiat yang pertama kali dilakukan oleh iblis
yaitu penentangan karena sombong. Allah ﷻ mengkisahkan kejadian ini didalam kalamNya ﷻ:
قَالَ مَا
مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي
مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (12) قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ
لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ (13)
Artinya:
Allah berfirman: "apa
yang menghalangimu saat aku memerintahkanmu untuk bersujud?"
iblis berkata: "aku lebih baik darinya,
engkau ciptakan aku dari api sementara engkau menciptakannya dari tanah"
Allah berfirman: "turunlah engkau dari
syurga! Tidak pantas engkau menyombongkan diri didalamnya, keluarlah! Sungguh
engkau termasuk dari golongan yang dihinakan". (Thaha:12-13)
Sementara penyebab kesombongan adalah tertipu oleh dunia,
seperti Tertipu oleh kedudukan, kekayaan, ilmu, umur dan lainnya yang
membuatnya gengsi menerima nasihat yang datang dari pihak yang menurutnya lebih
rendah. Sehingga dari sinilah akan terbukti kebenaran sabda Rasulullah ﷺ:
لا يدخل الجنة من
كان في قلبه مثقال ذرة من كبر قال رجل إن الرجل يحب أن يكون ثوبه حسنا ونعله حسنة
قال إن الله جميل يحب الجمال الكبر بطر الحق وغمط الناس
Artinya:
Tidak akan masuk
syurga seseorang yang didalam hatinya ada kesombongan sebesar atom. Seorang
berkata: seseorang suka memakai baju bagus dan sendal bagus?(apakah itu sombong)
Rasulullah bersabda: sungguh Allah itu maha indah dan menyukai keindahan,
sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang. (riwayat Muslim no. 91 bab pengharaman sombong)
Maka dari itu hendaklah kita hindari kesombongan itu,
siapapun yang menasihati kita terimalah dengan lapang dada meskipun dia lebih
miskin, lebih muda, lebih bodoh, lebih rendah dan lebih lemah dari kita.
Sebagaimana
dikatakan:
الحكمة ضالة المؤمن
فحيث وجدها فهو أحق بها
Artinya:
Hikmah adalah
barang berharga seorang mu'min yang hilang, kapan saja dia temukan maka dia
lebih berhak untuknya[6].
"Karena bisa
jadi banyak kesalahan pada diri kita yang tak pernah kita sadari, tertutupi
oleh kesombongan hati"
الله تعالى أعلم
[1]
Muhammad bin Idris as-Syafi'I wafat 204 H – 767 M, Diwan al-Imam as-Syafi'I
(Beirut: Dar al-kitab al-'arabiy 1416 H – 1996 M) hal. 165.
[2]
Al-Imam Abu al-Husein Muslim bin al-Hajjaj wafat 261 H – 875 M, Shahih
Muslim (Beirut: Dar ibnu Hazm 1430 H – 2010 M) hal. 51.
[4] Abu al-Fida' Ismail bin Umar bin
Katsir al-Qurasyi al-Dimasyqi wafat 773 H – 1371 M, Tafsir Al-Qur'an
Al-Adzim, (Riyadh: Dar thayibah 1430 H – 2009 M) Jilid kelima, Juz kedelapan, hal.
167.
Lihat Abu al-Husein Ahmad bin Faris bin Zakariya al-Qazwain
wafat tahun 395 H – 1005 M, Mu'jam maqayis al-lughah, jilid dua (Kairo:
Dar al-hadits, 11429 H - 2008 M) hal. 901.
Lihat pula Ahmad bin Muhammad bin Ali al-Fayumiy
al-Muqriy wafat wafat 770 H – 1368 M, Al-Misbah al-munir fi gharib al-hadits
al-kabir (Kairo: Dar al-hadits 1429 H – 2008 M) hal. 380.
[6] Terdapat beberapa redaksi dalam
kitab-kitab hadits dengan sanad yang dihukumi dha'if jiddan (sangat lemah) oleh
ahlu hadits Muhammad Nasiruddin al-Albaniy -rahimahullah-
0 komentar:
Posting Komentar